Print Friendly and PDF

Dongkrak Ekspor, RI Bisa Ekspansi ke Turki Hingga Brasil

  February 19, 2018. Category: exporter

Badan Pusat Statistik (BPS) menilai, negara tujuan ekspor Indonesia perlu diperluas lagi dan tidak hanya mengandalkan negara tradisional seperti Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kontribusi tiga negara tersebut ke dalam total ekspor Indonesia sebesar 38,59%.

"Jadi kita masih punya tantangan membuka pasar non tradisional," kata Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2018).

Dengan pola pangsa pasar yang tidak banyak berubah, pria yang akrab disapa Kecuk ini menuturkan ekspor Indonesia bisa dipeluas ke negara non tradisional seperti Turki, Brasil, Mesir, dan Afrika Selatan.

"Pak Presiden meminta kita juga konsentrasi dong ke Asia Selatan seperti Pakistan, Bangladesh, negara-negara yang populasinya banyak dan culture-nya sedikit sama dengan kita. Sebetulnya masih banyak komoditas-komoditas yang bisa diekspor," kata dia.

Diketahui, perluasan ekspor juga sebagai upaya meningkatkan total ekspor Indonesia yang dianggap masih kalah besar dengan Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

Suhariyanto menyebutkan dengan total ekspor per Januari 2018 yang mencapai US$ 14,46 miliar paling besar ke China dengan US$ 1,92 miliar atau 14,58%, lalu AS sebesar US$ 1,54 miliar atau 11,71%, dan Jepang sebesar US$ 1,39 miliar atau 10,52%. Sedangkan untuk ASEAN sebesar US$ 2,77 miliar atau 21,0%, dan Uni Eropa sebesar US$ 1,36 miliar atau 10,30%.

Menurut Suhariyanto, neraca perdagangan non migas Indonesia masih defisit terhadap China sebesar US$ 1,83 miliar, lalu dengan Thailand defisitnya sebesar US$ 211,4 juta, dan dengan Australia defisitnya US$ 178,2 juta. Sedangkan yang surplus dengan AS sebesar US$ 786,8 juta, dengan India US$ 732,1 juta, dan Belanda sebesar US$ 238,6 juta.

Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3869062/dongkrak-ekspor-ri-bisa-ekspansi-ke-turki-hingga-brasil