Print Friendly and PDF

Kemendag Terus Genjot Ekspor, Adakan Misi Dagang ke Taiwan

  December 09, 2019. Category: exporter

Jakarta, 9 Desember 2019 - Usai sukses dengan misi dagang ke beberapa negara sebelumnya, Kementerian Perdagangan kembali berupaya menggenjot ekspor lewat Misi Dagang ke Taiwan. Kunjungan kerja tersebut dijadwalkan berlangsung pada 10-12 Desember 2019 demi meraih target pertumbuhan ekspor sebesar 8%.

 

“Kami (Kemendag) terus menggencarkan misi dagang di berbagai kawasan sebagai upaya menggenjot ekspor dan pada akhirnya meraih target pertumbuhan ekspor sebesar 8%,” ungkap Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional, Kemendag, Arlinda di Jakarta, (9/12).

 

Pada 2018, total nilai perdagangan antara Indonesia dan Taiwan mencapai USD 8,26 miliar, dimana USD 4,7 miliar mencakup ekspor Indonesia ke Taiwan dan USD 3,56 miliar mewakili ekspor Taiwan ke Indonesia. Indonesia memasok batubara ke Industri Taiwan, dan Indonesia bergantung pada komponen elektronik, sirkuit elektronik, dan kain dari Taiwan. Arlinda positif bahwa target 8% dapat tercapai dengan berkaca pada surplus perdagangan nonmigas dengan Taiwan yang mengalami peningkatan sebesar 372,17% pada periode Januari-September 2019.

 

Kunjungan kerja dalam rangka Misi Dagang ini terdiri dari serangkaian kegiatan, yaitu kunjungan perusahaan, pertemuan dengan Kadin Taiwan (The General Chamber of Commerce of the Republic of China/ROCCOC), forum bisnis, business matching, bilateral meeting, serta kunjungan ke Pameran Taipei Building Show. Sebanyak 13 pelaku usaha turut berpartisipasi yang berasal dari berbagai sektor yaitu produk kelapa sawit, makanan dan minuman, kopi, teh, kakao, rempah-rempah, bahan bangunan, furniture dan kerajinan, jasa keuangan, serta tekstil.

 

Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia Didi Sumedi berharap, “Melalui acara ini masyarakat Taiwan dapat mengetahui lebih banyak tentang Indonesia, tertarik untuk mengunjungi Indonesia, berinvestasi di Indonesia serta dapat melakukan bisnis dengan pelaku usaha Indonesia.

 

Bawa Misi Promosi Sawit

 

Pada misi dagang kali ini, juga dilakukan pertemuan dengan Taiwan Vegetable Oil Association (TVOA). Hal ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk promosi sawit berkelanjutan Indonesia di Taiwan. Sektor minyak kelapa sawit memainkan peranan penting dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia, sumber pendapatan bagi 5,3 juta lapangan kerja langsung, dan meningkatkan penghidupan 21 juta keluarga petani kecil. Saat ini Indonesia memasok 6,58 juta ton atau lebih dari setengah CSPO di pasar global. Menurut skema Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO), Indonesia merupakan produsen terbesar Certified Sustainable Palm Oil (CSPO).

 

Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Taiwan masih relatif kecil. Dalam lima tahun terakhir, tren pasokan minyak kelapa sawit Indonesia ke Taiwan mengalami pertumbuhan 21,42%. Pada tahun 2018, Taiwan impor 5.438 ton minyak kelapa sawit dari Indonesia, dengan nilai USD 3,58 juta. Pada periode Januari-September 2019, suplai minyak kelapa sawit Indonesia ke Taiwan meningkat secara kuantitas 17,47%, atau 4.019 ton.

 

Malaysia menjadi pemasok utama minyak kelapa sawit ke Taiwan, menguasai pasar 97% atau senilai USD 151.9 juta pada tahun 2018. Meskipun begitu, selama lima tahun terakhir ekspor Malaysia ke Taiwan mengalami penurunan tren sebesar 1,6%. Arlinda optimis Indonesia dapat memenuhi permintaan akan minyak sawit berkelanjutan dan menjadi pemasok alternatif bagi Taiwan.

 

“Pemerintah berkomitmen memperbaiki cara produksi agar lebih berkelanjutan secara ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan demikian, Indonesia siap memenuhi permintaan dari Taiwan untuk minyak sawit yang berkualitas tinggi,” tandas Arlinda.