Print Friendly and PDF

Kopi, Teh, dan Kakao Indonesia Dalam Satu Sentuhan Jari

  September 13, 2016. Category: exporter

Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali membuat gebrakan. Memadukan pengalaman konvensional saat pameran Coteca 2016 di Hamburg, Jerman, dengan promosi digital lewat aplikasi khusus “Europe in Your Hand”, Paviliun Indonesia mengajak para buyer mencicipi kopi, teh, dan kakao Indonesia hanya dalam satu sentuhan jari.

“Para buyer diajak merasakan pengalaman augmented reality dalam e-magazine yang didukung aplikasi “Europe in Your Hand”. Data para peserta dan informasi lainnya bisa diakses dengan mudah oleh para buyer potensial yang datang ke Paviliun Indonesia nantinya,” jelas Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), Kemendag, Arlinda, di Jakarta, (5/9).

Selain itu, imbuhnya, para buyer Paviliun Indonesia yang datang ke pameran yang berlangsung pada 7-9 September 2016 dapat menjajal aplikasi interaktif "integrate motion sensing technology" menggunakan sensor kinetik yang dikombinasikan dengan video khusus mengenai kopi, teh dan kakao.

“Adanya aplikasi interaktif ini diharapkan data dan informasi mengenai peserta pameran, asosiasi terkait di Indonesia serta kebijakan Pemerintah Indonesia, dapat diketahui secarta informatif dan inovatif oleh para potensial buyer untuk produk kopi, teh dan kakao yang berkunjung ke Paviliun Indonesia.”

Paviliun Indonesia seluas 90 m2 berlokasi di Hall H No stand 106 bertemakan “Remarkable Indonesia” dengan empat sisi terbuka. Paviliun yang digagas Ditjen PEN bekerja sama dengan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg ini memfasilitasi 12 perusahaan produk kopi, kakao, teh dan produk organik.

Selama pameran berlangsung, Paviliun Indonesia akan mengadakan cupping coffee setiap harinya pada pukul 10.30–11.30 dan 13.30–14.30 waktu setempat dibantu oleh barista dari Jerman. Produk speciality coffee Indonesia yang akan ditampilkan sebanyak 10 jenis yaitu Kopi Kintamani Bali, Kopi Arabica Java Ijen Raung, Arabica Gayo, Arabica Flores Bajawa, Arabica Toraja, Arabica Java Preanger, Robusta Lampung, Arabica Kalosi Enrekang, dan Arabica Sumatra Simalungun.

Upaya maksimal untuk mengundang buyer potensial untuk melakukan kontrak bisnis saat pameran juga dilakukan oleh Ditjen PEN, Atase Perdagangan di Berlin, dan ITPC Hamburg melalui media konvensional maupun media online. Buyer kopi, teh, serta kakao telah diundang melalui email blast dan selebihnya digerakkan melalui media sosial Indonesian Promotion and Branding.

Tren Ekspor Kakao Indonesia ke Jerman Tumbuh 32,11%

Wangi aroma khas kakao Indonesia terbukti dicintai pasar global. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekspor kakao Indonesia ke Jerman dalam lima tahun terakhir mengalami tren yang positif sebesar 32,11%. Ekspor produk kakao pada semester pertama 2016 juga mengalami peningkatan sebesar 25,58% dengan nilai USD 61,57 juta dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya. Jerman merupakan importir kakao terbesar ketiga dunia setelah Belanda dan Amerika Serikat.

Pada 2015, nilai ekspor produk kopi Indonesia ke Jerman sebesar USD 88,4 juta. Jerman merupakan importir kopi kedua dunia setelah Amerika Serikat. Sementara nilai ekspor produk teh pada 2015 adalah sebesar USD 7,6 juta. Jerman merupakan negara tujuan ekspor teh kelima Indonesia setelah Rusia, Malaysia, Australia, dan Pakistan.

Sumber: Dit. P2C DJPEN