Print Friendly and PDF

Kemendag Jaring Optimisme Lewat CAEXPO dan House of Indonesia di Tiongkok

  September 14, 2015. Category: exporter

Tekanan perlambatan ekonomi global dan depresiasi yuan tak menyurutkan langkah Kementerian Perdagangan untuk kembali berpromosi di Negeri Tembok Raksasa, Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hal ini didukung data ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,02%.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Nus Nuzulia Ishak, menegaskan bahwa Indonesia harus memanfaatkan setiap peluang yang ada didepan mata untuk meningkatkan ekspor terutama dalam mempromosikan produk ekspor Indonesia di pasar Tiongkok.

Kita (Kemendag) tak akan gentar. Potensi pasar Tiongkok sangatlah besar. Langkah promosi ini peluang untuk memberikan kesempatan bagi Tiongkok mencari suplier baru dari Indonesia,” jelasnya di Jakarta, (11/9).

Langkah kompetitif itu diturunkan melalui promosi pada pameran China-ASEAN Expo (CAEXPO) 2015 serta mendirikan House of Indonesia di Nanning, RRT. Memanfaatkan momentum CAEXPO 2015, pemerintah Indonesia menggebrak lewat program new initiative dengan membentuk pusat distribusi atau House of Indonesia yang akan dibuka secara resmi pada 17 September 2015 mendatang. “Dengan hadirnya House of Indonesia, upaya membuka akses pasar bagi produk Indonesia di Tiongkok menjadi lebih luas,” lanjut Nus.

House of Indonesia hadir dalam konsep gallery atau display only berbasis Business to Business selama satu tahun. Sebanyak 36 pelaku usaha sektor makanan, footwear, sarang burung walet, tekstil dan produk tekstil, furniture, home decor, handicraft, kosmetik dan spa, tembakau, serta perhiasan akan mengelar produknya dalam sebuah House of Indonesia/Rumah Indonesia seluas 472 m2 di China-ASEAN Plaza, shopping mall yang khusus menjual berbagai produk dari negara-negara ASEAN.

CAEXPO ke-12 berlangsung pada 18-21 September 2015, di Nanning International Covention and Exhibition Center, Nanning, RRT. Tahun 2015 menandai tahun China-ASEAN Maritime Cooperation dan 65 tahun hubungan Indonesia-Tiongkok. Bertemakan the Maritime Silk Road of the 21st Century, CAEXPO yang diselenggarakan sejak tahun 2004 ini merupakan pameran tahunan sebagai hasil kesepakatan pertemuan China-ASEAN di Bali pada 2003 silam dalam kerangka kerja perdagangan ekonomi China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA).

Sebanyak 103perusahaan dari berbagai sektor/produk diboyong dari Indonesia dalam Paviliun Komoditi seluas 2.160 m2. Sebagai City of Charm, Provinsi Riau akan menggelar ragam potensi ekspor dan investasi serta pertunjukan seni budaya dalam area seluas 270 m2 untuk meningkatkan perdagangan, investasi dan pariwisata.

Dirjen Nus optimis CAEXPO merupakan pameran yang efektif untuk menjaring pasar. Hal ini tergambar dari capaian positif Paviliun Indonesia setahun lalu yang berhasil dikunjungi 30.700 orang dengan jumlah transaksi sekitar USD 5,3 juta.

Hingga kini, CAEXPO telah menjadi pameran strategis guna menjaring peluang pasar China dan ASEAN. Untuk memberikan nilai tambah dan mendongkrak transaksi, one-on-one business matching dengan para buyer potensial juga akan digelar saat launching House of Indonesia sehingga peluang terjadinya transaksi semakin besar,” pungkasnya.

Hubungan Dagang Indonesia-Tiongkok

Bagi Indonesia, RRT merupakan mitra dagang utama sekaligus berada di posisi puncak sebagai negara tujuan ekspor dengan total nilai perdagangan pada 2014 mencapai USD 48,2 miliar, atau melebihi seperempat dari total perdagangan dengan dunia dalam waktu yang sama. Perdagangan Indonesia-RRT selama periode 2010-2014 pertumbuhan rata-rata 6,7%. Namun demikian neraca perdagangan kedua negara pada tahun 2014 menunjukkan posisi defisit untuk Indonesia sebesar USD 13,0 miliar. Pada periode Januari-Juni 2015, total perdagangan kedua negara mencapai USD 22,3 miliar, atau mengalami penurunan 8,96% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sumber : Dit. P2C DJPEN