Print Friendly and PDF

Di Las Vegas Market 2015, Mebel Indonesia Tembus USD 1,5 Juta

  August 14, 2015. Category: exporter

Amerika Serikat (AS) memberikan sambutan positif akan produk mebel Indonesia. Buktinya, paviliun Indonesia di pameran Las Vegas Market 2015 berhasil meraup transaksi sebesar USD 1,5 juta pada 2-6 Agustus 2015 lalu di Las Vegas, Amerika Serikat. Mebel dan dekorasi rumah dari kayu daur ulang, terutama, menjadi salah satu yang paling laris diminati. Pembeli di AS masih memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap produk mebel dan dekorasi rumah Indonesia karena menggunakan bahan baku kayu dan rotan dengan legalitas dan sertifikasi yang terukur.

AS begitu menghargai produk ramah lingkungan. Sertifikasi menjadi aspek utama dalam memilih suplai produk untuk diimpor ke negara itu. Salah satu produsen mebel dari kayu bekas bahkan langsung dapat order 20 feet di hari pertama pameran,” jelas Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, di Jakarta, (12/8).

Nus optimis bahwa pasar untuk produk housing furniture and décor Indonesia masih bisa ditingkatkan dengan memasok produk-produk yang sesuai pergerakan selera pasar dan mode interior design.Furniture modern minimalis dengan aksen natural, klasik, dan menggunakan warna-warna solid sudah jadi selera mutlak di AS. Saya dapat laporan, Paviliun Indonesia begitu ramai dikunjungi karena sesuai tren saat ini dimana ragam kayu unik menjadi nilai tambah tersendiri,” tegasnya.

Sebagai upaya penetrasi pasar, promosi, dan peningkatan ekspor mebel dan dekorasi rumah ke AS, Kementerian Perdagangan kembali berpartisipasi pada pameran Las Vegas Market 2015. Bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian Atase Perdagangan Washington DC, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles, dan ITPC Chicago, Indonesia menempati lahan seluas 300 m2 dengan desain khusus menampilkan 15 perusahaan mebel dan dekorasi rumah pilihan berbahan baku rotan, kayu jati, kayu mahoni dan kayu daur ulang yang diseleksi secara khusus oleh Asosiasi Mebel dan Rotan Indonesia (AMKRI) dan Asosiasi Mebel Indonesia (ASMINDO).

Data Economist Intelligence Unit menunjukkan kebutuhan produk furniture di AS, khususnya untuk produk rumah tangga, pada tahun 2014 mencapai USD 148 miliar dan diperkirakan akan meningkat sampai dengan total USD 178 miliar di tahun 2019, tumbuh optimis sebanyak 4,2 persen per tahun. “Perkembangan positif ini diharapkan dapat menjadi peluang, yang dapat terus diambil Indonesia, untuk terus berpromosi dan memacu pertumbuhan ekspor furniture secara maksimal ke AS,” pungkas Nus.

Selain pameran, Indonesia juga mengadakan kegiatan Buyers Gathering. Dikoordinir oleh ITPC LA, sekitar 100 buyers dari department store, wholeseller, dan ritel hadir dari seluruh negara bagian AS. Produk kayu daur ulang dan produk rotan dengan desain rustic dan french country chic menjadi pusat perhatian. Produk-produk tersebut menjadi hot product dan merupakan signature product dari Indonesia. Sementara, desain rustic dan french country chic menjadi salah satu tren furnitur AS pada 2015.

Sumber : Dit. P2C DJPEN