Print Friendly and PDF

Kemendag Dorong Ekspor Makanan dan Minuman Lewat ANUGA 2013

  October 03, 2013. Category: exporter

Sebagai bentuk lanjutan komitmen untuk terus meningkatkan citra Indonesia untuk produk unggulan secara global, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional akan berpartisipasi pada pameran ANUGA 2013 yang akan diselenggarakan tanggal 5 - 9 Oktober 2013 di Koln, Jerman.

“Jerman sebagai negara penyelenggara pameran besar di dunia menjadi target pasar kami (Kemendag) untuk mendorong ekspor produk makanan dan minuman Indonesia. Pameran ini salah satu sarana promosi ke pasar tradisional dengan menampilkan produk-produk bernilai tambah,” ujar Direktur Pengembangan Promosi dan Citra, Kemendag, Pradnyawati.

Mengusung desain spesial bertemakan "Trade with Remarkable Indonesia", Paviliun Indonesia di ANUGA 2013 dibangun di atas lahan seluas 177m2 di Hall 1.1 D-072g-D082g Gedung Koelnmesse, Koln, Jerman. Paviliun Indonesia menampilkan 18 perusahaan makanan dan minuman Indonesia bersertifikasi internasional seperti HACCP, BRC, IFS, Halal, Kosher, ISO 22000:2005 serta ISO 9001 dengan produk unggulan diantaranya stuffed cherry peppers, dried fruit, kakao, mi Instan, confectionary, roasted peanuts, beverages, organic green tea, peanuts, biscuits, organic food, fresh honey, organic tea, canned seafood, frozen seafood, dessicated coconut, nata de coco, herbal products, dan premix cake. Selain itu, terdapat enam perusahaan Indonesia lainnya yang turut berpartisipasi secara mandiri di ANUGA.

Dalam partisipasi di pameran ini, Ditjen PEN memberikan fasilitasi pengadaan lahan dan pembangunan Paviliun Indonesia. Fasilitasi promosi yang diselenggarakan oleh Kemendag melalui Ditjen PEN bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan frekuensi kontak, serta kontrak dagang antara eksportir Indonesia dengan pembeli luar negeri serta untuk meningkatkan peran dunia usaha dalam penetrasi pasar dan promosi ekspor.

ANUGA merupakan salah satu pameran makanan dan minuman terbesar di dunia yang dilangsungkan setiap dua tahun sekali. Pada 2011 lalu, ANUGA diikuti oleh 6.743 eksibitor dari 97 negara, dan dikunjungi oleh 154.516 pengunjung bisnis dari 185 negara.  Pameran ANUGA terdiri dari 10 pameran didalamnya, salah satunya adalah ANUGA Fine Food yang menampilkan produk Foodstuff, Delicatessen Foods, Beverages, Poultry, Dairy Products, Fish, Deep-frozen Food Products, Meat ZProducts, Bakery Products, Pastries, Confectionery, Fruits, Vegetables, Ice Cream, Industrial Cooking Equipment, Grills, Catering, Franchising.

Selain kegiatan pameran, Kemendag bekerjasama dengan perwakilan RI di Jerman (KBRI Berlin melalui Atase Perdagangan, ITPC Hamburg dan KJRI Frankfurt) juga menyelenggarakan kegiatan business forum pada 8 Oktober 2013 pukul 10.00 – 17.00 waktu setempat. Indonesia Business Forum ini menghadirkan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) sebagai pembicara, presentasi dari Import Promotion Desk – BGA, success story dari importir Jerman, serta kegiatan one-on-one business matching dengan sekitar 23 buyer dari Jerman yang telah mengkonfirmasi.

Jerman merupakan pasar tujuan ekspor ke-11 untuk produk makanan olahan Indonesia. Nilai ekspor produk makanan olahan Indonesia ke Jerman selama periode 2008-2012 mengalami tren positif sebesar 9.45%, dengan nilai ekspor pada tahun 2012 mencapai USD 102,1 juta. Sementara itu, selama periode Januari-Juni 2013, nilai ekspor makanan olahan ke Jerman mencapai USD 57,7 juta, atau sebesar 2,51% dari total ekspor produk makanan olahan Indonesia.

Produk makanan dan minuman Indonesia memiliki potensi ekspor ke Jerman yang dirasa masih perlu digencarkan promosinya. Indonesia memiliki pangsa pasar 0.37% di pasar produk makanan olahan Jerman, sementara negara ASEAN lainnya, yaitu Thailand telah memiliki pangsa pasar 1 persen. Selain itu, negara Asia seperti Cina  dengan pangsa pasar 2,42 %, India (1,17%). Negara-negara Uni Eropa, seperti Belanda, Italia dan Perancis masih mendominasi impor produk makanan Jerman.

“Kami berharap dapat membantu memperkenalkan produk Indonesia kepada para buyer internasional sebagai produsen produk makanan dan minuman yang bernilai tambah, serta menjadi wadah penghubung untuk menjalin hubungan bisnis yang berkelanjutan antara para produsen Indonesia dengan pelaku usaha Jerman, Uni Eropa, maupun internasional,” tutup Pradnyawati.

Sumber : Dit. P2C - DJPEN