Print Friendly and PDF

Indonesia dan Peru Sepakat untuk Meningkatkan Kerja Sama yang Lebih Konkrit dan Fokus pada Beberapa Sektor

  September 23, 2013. Category: exporter

Dalam rangka pengembangan kerja sama Indonesia dan Peru, telah dilakukan kunjungan kerja Bapak Wakil Menteri Perdagangan R.I., Bayu Krisnamurthi, ke Lima pada tanggal 13 September 2013. Kunjungan kerja tersebut merupakan tindak lanjut kunjungan kerja Menteri Perdagangan RI ke Lima pada Maret 2012 dan penandatanganan Memorandum of Undersatnding (MoU) on Trade Promotion Activities yang ditandatangani kedua Menteri Perdagangan pada tanggal 9 Juli 2012 di Jakarta (disela-sela ASEAN Business Latin Forum), serta menjawab surat Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru kepada Mendag R.I. mengenai usulan pembentukan Free Trade Agreement (FTA)/ Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) Peru-RI.

 

Dubes RI untuk Lima, Josef Berty Fernandez mengungkapkan bahwa “Indonesia sangat memahami pentingnya peningkatan kerja sama Indonesia dan Peru ke jenjang yang lebih tinggi untuk mengembangkan perdagangan dan investasi kedua negara.” Berty bahkan menambahkan  “Indonesia melihat Peru sebagai salah satu negara yang perkembangan ekonomi dan infrastrukturnya terbaik di antara negara-negara Amerika Selatan dan memiliki beberapa kesamaan dalam produk pertanian antara lain buah-buahan, sayuran, perikanan, kehutanan, dan pertambangan), produk industri seperti produk tekstil, makanan dan minuman olahan, perak, perhiasan serta ekonomi kreatif meliputi handicraft, kain tenun, lukisan, dan musik yang dikembangkan perdagangan dan investasinya di pasar lokal maupun internasional”.

 

Rangkaian kunjungan kerja Wamendag R.I. mengedepankan pertemuan bilateral dengan pemerintah Peru dan peningkatan kerja sama dengan dunia usaha Peru. Dalam pertemuan Wamendag RI dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru, Magali Silva Velarde Alvarez, beberapa isu kedua negara yang dibahas, antara lain: usulan pembentukan FTA/CEPA Peru-RI.

 

Bayu menyampaikan “untuk meningkatkan nilai perdagangan dan investasi yang konkrit bagi kedua negara, Indonesia mengusulkan pendekatannya difokuskan pada beberapa sektor dan bersifat paket sederhana untuk beberapa produk dan kerja sama dalam beberapa sektor pendukung kelancaran arus barang yang disebut dengan PTA”. Pemerintah Peru menyambut baik gagasan RI untuk mencari bentuk kerja sama yang fokus, mudah dan dapat cepat diterapkan oleh dunia usaha. Peru juga mengharapkan agar sektor UKM dan pariwisata dapat dimasukkan dalam rencana peningkatan kerja sama kedua negara.

Selain dengan Kementrian Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata, Wakil Menteri Perdagangan R.I., juga melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Peru, Alberto Salas dan 3 pejabat yaitu Direktur Jenderal Asia-Oceania, Direktur Jenderal Promosi Ekonomi, Direktur Jenderal Urusan Ekonomi dari Kementerian Luar Negari Peru. Concerns dan isu  yang dibahas antara lain rencana peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia-Peru, proposal Indonesia mengenai produk ramah lingkungan di forum APEC, dukungan terhadap MC-9, tanggapan Indonesia terhadap Trans Pacific Partnership (TPP),  undangan Peru kepada Menteri Perindustrian R.I. dan Menteri Perdagangan R.I. (high level meeting) guna menghadiri Conference on industry (UNIDO) pada Desember 2013 di Lima.

Dalam rangka mempersiapkan peningkatan kerjasama tersebut, pemerintah Indonesia mengajak dunia usaha Indonesia melakukan pendekatan dengan pelaku bisnis di Peru untuk bekerja sama melalui kegiatan forum bisnis yang juga dilaksanakan pada 13 September 2013, di Kantor Kamar Dagang Peru (Camara de Comercio de Lima-CCL), yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Promosi Ekonomi Kementerian Luar Negeri Peru- Ministry of Foreign Affairs Peru, Duta Besar RI di Lima, Ketua Kamar Dagang Peru serta industri dan importir Peru. Bayu menyampaikan “potensi produk unggulan Indonesia dan produk complementary kedua negara, oleh karena itu perlu lebih dijalin peningkatan kerja sama yang lebih konkrit dan hal tersebut  bisa tercapai dengan eratnya hubungan kerjasama dikalangan dunia usaha”. Para pengusaha Peru menunjukkan banyak minat terhadap beberapa produk antara lain perusahaan LODERO pada produk alat olah raga (bola dan sepatu), PORTLINE pada produk tas, ACUZA pada produk kertas, ASOCIATION ISLAMICA DEL PERU pada produk zipper dan yarn, VEGETALIA SAC INDUSTRI pada produk CPO, serta FERICORP pada produk tekstil.

 

Selain itu dalam one on one business meeting, 2 pengusaha Indonesia yang berpartisipasi pada kunjungan kerja ke Peru telah melakukan networking dengan pengusaha /importir Peru yaitu: PT Fajarindo- eksportir zipper dengan CORPORATION REY SAC, IMPORT EYDAN SAC, E.FASHION PERU SAC, INVERSIONES GENERALIS SAC, THE CAMPEON TRADING CO SRL, dan GRUPO JNK SAC; serta PT Laksmana dengan CORPORATION FERTILEZANTE SAC. dalam pengembangan ekspor pupuk organik ke negara Peru.

 

Pada kesempatan tersebut, Wamendag juga mengundang pemerintah dan dunia usaha Peru untuk hadir dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2013 pada 16 – 20 Oktober 2013 di Jakarta. “TEI tahun 2013 akan menampilkan berbagai produk ekspor made in Indonesia, sedangkan ada tahun 2012 yang lalu, TEI dihadiri oleh 5000 pengusaha dari 90 negara, dengan perolehan transaksi perdagangan mencapai sekitar US$ 1 Milyar” Ujar Bayu.

 

Sekilas Tentang Perdagangan Indonesia dengan Peru

Total perdagangan antara Indonesia dan Peru pada 2012 mencapai US$ 232.5 juta dengan pertumbuhan 33.36% pertahun. Pangsa ekspor Indonesia ke Peru masih sangat rendah, hanya sebesar 0.1% dari seluruh ekspor non migas Indonesia. Nilai ekspor Indonesia ke Peru sebesar US$ 159.8 juta dengan komoditi utama diantaranya kendaraan bermotor (10.97%), lemari pendingin (8%), perekam video (5.45%), kertas (4.48%) dan sepatu (4.43%). Sedangkan nilai impor Indonesia dari Peru sebesar US$ 72.67 juta. Komoditi impor utama dari Peru diantaranya adalah tepung (44.10%), pupuk kimia (23.41%) dan buah anggur (20.93%).  Pada periode Januari-Juni 2013, ekspor Indonesia ke Peru sebesar US$ 88.39 juta, mengalami penurunan sebesar 0,68% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Sedangkan nilai impor indonesia mencapai US$ 29.04 juta, turun 26,59% dibanding periode yang sama tahun 2012.

Sumber : P2E DJPEN