Print Friendly and PDF

Sosialisasi Target Ekspor 2014 di Gabungan Perusahaan Industri Elektronika dan Alat Alat Listrik Rumah (GABEL)

  June 06, 2014. Category: headline

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Nus Nuzulia Ishak, didampingi oleh Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Ari Satria, melakukan kunjungan ke Gabungan Perusahaan Industri Elektronika dan Alat Alat Listrik Rumah (GABEL) dan diterima Ketua Umum GABEL, Alam Surjaputra, dan para Anggota GABEL diantaranya perwakilan dari Samsung, LG, Polytron, Omron, Sharp, Denpoo, Shimizu, PT. Toa Galva Industries dan lainnya. Pertemuan yang merupakan bagian dari rangkaian Sosialisasi Target Ekspor 2014 dan Trade Expo Indonesia 2014 ini bertempat di Hotel Grand Hyatt Jakarta (5/6).

Dirjen PEN menyampaikan target pertumbuhan ekspor tahun 2014 sebesar 4.1% (atau USD 190 milyar) dan target pertumbuhan produk non migas pada tahun 2014 sebesar 5.5%-6.5%. Pada kesempatan ini Dirjen PEN memaparkan ekspor produk elektronik sebagai produk utama ekspor Indonesia di urutan ketiga setelah CPO dan TPT. Selama tahun 2008-2012 produk elektronik memiliki tren sebesar 4.41% dengan nilai USD 10,486.4 juta dari total ekspor non migas Indonesia ke dunia. Sedangkan target pertumbuhan ekspor produk elektronik pada periode tahun 2014-2015 adalah sebesar 4.5-5.5%. Pada kunjungan ini, Kementerian Perdagangan c.q. Ditjen PEN juga meminta dukungan GABEL untuk berpartisipasi pada pameran Trade Expo Indonesia 2014 yang akan diselenggarakan pada tanggal 8-12 Oktober 2014 di JIExpo Kemayoran Jakarta.

GABEL menyatakan optimisme penuh atas target ekspor yang telah ditetapkan pemerintah dan akan terus melakukan penetrasi pasar ekspor ke 10 negara yang merupakan  target tujuan utama diantaranya Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Hongkong, dan Jerman. Selain itu GABEL juga akan mengajak para anggota GABEL untuk berpartisipasi pada kegiatan TEI. Pada kesempatan ini GABEL juga meminta dukungan pemerintah dalam hal promosi dan pembinaan eksportir serta untuk terus menggalakkan produk dalam negeri secara kontinyu untuk mengurangi impor Indonesia atas produk elektronika.