Print Friendly and PDF

Misi Dagang Nigeria & Afrika Selatan : Kemendag Dorong Perdagangan Seimbang dengan Benua Hitam

  July 19, 2017. Category: exporter

Indonesia kian giat meningkatkan kerjasama perdagangan dengan Benua Hitam, Afrika. Lewat Misi Dagang ke Afrika Selatan dan Nigeria pada 19-26 Juli 2017 mendatang, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, berharap dapat mempercepat terbentuknya Preferential Trade Agreement (PTA) agar dapat mendorong perdagangan yang seimbang dengan negara-negara di Afrika.

Hal ini, dikatakan Mendag, sejalan dengan pidato Bapak Presiden Jokowi dalam Leaders’ Retreat Konferensi Tingkat Tinggi G20 lalu bahwa Indonesia mendukung pengembangan kemitraan yang sejajar antara negara G20 dengan Afrika. “Bapak Presiden tekankan bahwa untuk membangun bersama Afrika harus dilakukan tanpa merusak Afrika. Oleh karenanya, kami (Kemendag) mendorong kerjasama bilateral yang seimbang dengan Afrika sehingga akses arus barang ekspor Indonesia ke pasar negara-negara di Afrika juga akan lebih lancar,” katanya di Jakarta, (17/7).

Secara verbal, menurut Mendag, negara-negara di dunia mendukung perdagangan bebas, namun kenyataannya mereka tetap melakukan proteksi terhadap masuknya produk asing. “Kami (Kemendag) telah melakukan kajian komprehensif sehingga bisa menetapkan apa-apa saja yang masuk dalam offer list dan request list yang dituangkan dalam PTA,” jelasnya.

Pasar Afrika begitu potensial dan menjanjikan untuk dimasuki Indonesia. Salah satu kriteria Afrika sebagai pasar tujuan ekspor potensial adalah populasi penduduk dengan jumlah minimal 60 juta jiwa. Selain itu, baik Afrika Selatan maupun Nigeria adalah pintu gerbang untuk mengakses pasar Afrika. Afrika Selatan dengan Southern African Customs Union (SACU) sementara Nigeria dengan Economic Community of West African States (Ecowas).

Selain menjajaki kerjasama bilateral, Misi Dagang Afrika juga memboyong 21 perusahaan Indonesia diantaranya produk agriculture, automotive, coffee, crude oil importer, construction, food processing, furniture, palm oil product, paper, seasoning, shoes, textile, building material, lifestock/ animal husbandry, dan financial. Para pelaku usaha Indonesia bakal menjajaki pasar Afrika lewat Business Forum dan One-on-One Business Matching, studi banding, dan market visit, sehingga lebih fokus dan terarah dalam mencari mitra dagang atau peluang bisnis.

Untuk mendorong terjadinya realisasi ekspor antara peserta misi dagang dengan pelaku usaha di negara tujuan misi dagang, Pemerintah juga akan memanfaatkan skema imbal dagang (counter trade) bagi produk-produk tertentu yang pengelolaannya masih melibatkan peran antarpemerintah, impor produk energi (minyak dan gas) yang dibarter dengan produk alutsista, transportasi dan kelapa sawit dari Indonesia.

“Afrika bukan lagi termasuk kawasan underdeveloped. Pertumbuhan ekonomi di Afrika tinggi dan diiringi tingkat inflasi yang tinggi. Para pelaku usaha perlu datang dan melihat langsung bagaimana prospek bisnis di Afrika. Selain penjajakan PTA, pemerintah bantu dari segi Government to Government lewat skema imbal dagang, juga melalui Perwakilan di Luar Negeri, baik ITPC maupun KBRI,” tandas Mendag.

Sekilas Perdagangan Indonesia-Afrika Selatan & Indonesia-Nigeria

Afrika Selatan merupakan negara tujuan ekspor Indonesia ke-32, dan menjadi negara tujuan ekspor pertama di negara Afrika. Total perdagangan kedua negara mencapai lebih dari USD 1 milyar di tahun 2016, dengan nilai ekspor Indonesia mencapai USD   727,8 juta dan impor senilai USD 290,8 juta. Hal ini memberikan surplus bagi Indonesia senilai USD 437 juta. Pasar Afrika Selatan merupakan salah satu target dan tujuan utama ekspor Indonesia yang diharapkan meningkat kedepannya. Produk ekspor Indonesia ke Afrika Selatan antara lain kelapa sawit, karet, otomotif produk, bahan kimia, sepatu  dan kakao. Sementara produk impor Indonesia dari Afrika Selatan adalah bubuk kayu, alumunium, buah-buahan, tembaga.

Indonesia merupakan negara pemasok ke 18 di Nigeria, kedua dari ASEAN, setelah Malaysia. Nigeria adalah salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia di Afrika. Pada tahun 2016, total perdagangan antara kedua negara mencapai USD 1,6 milyar, dengan nilai ekspor mencapai USD 310,8 juta dan nilai impor USD 1,28 milyar. Defisit bagi Indonesia, sebagian besar adalah dari  impor minyak dan gas. Meskipun demikian, Indonesia mengalami surplus USD 302,72 juta pada perdagangan non-migas. Produk ekspor non migas Indonesia ke Nigeria antara lain kertas, kelapa sawit dan turunannya seperti ekspor utama negara-negara Asia Tenggara ke Afrika, obat-obatan, dan bumbu-bumbu.

Sumber : Dit. P2C DJPEN