Print Friendly and PDF

Tindak lanjut dari SKB RI – Maroko.

  April 18, 2012. Category: exporter

Dalam rangka menindaklanjuti pembicaraan Duta Besar RI Rabat dengan Kepala Divisi Timur Jauh, Asia Tenggara dan Oceania Mr. Mohammed Meskaoni, pada tanggal 19 Maret 2012 dilakukan pertemuan antara Minister Counsellor Politik KBRI Rabat dengan Mr. Meskouni dan Kepala Asia Tenggara Mr. Mourad Layachi di Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Kerajaan Maroko.

Pada pertemuan tersebut Maroko meminta informasi mengenai kepastian penyelenggaraan SKB ke-2 RI – Maroko, dimana Maroko berpandangan bahwa SKB ini sangat penting bagi hubungan bilateral kedua Negara dan menjadi prioritas untuk pelaksanaannya. Maroko sangat mengharapkan penandatanganan SKB ke-2 RI – Maroko pada tahun 2012 ini dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati.

Maroko sangat mengapresiasi Indonesia atas dukungan yang diberikan Indonesia dalam  meningkatkan kerjasama dibidang ekonomi dan kebudayaan serta dapat ikut berpartisipasi  memanfaatkan peluang ekonomi yang terbuka di Maroko untuk mendekatkan produk ke pasar dan konsumen. Adapun beberapa Negara Asia yang telah berinvestasi ke Maroko adalah China, Malaysia, Vietnam dan Pakistan.

Maroko merupakan pintu gerbang masuknya produk-produk  Indonesia ke Eropa, Afrika Timur Tengah, Amerika Latin dan Amerika Serikat serta Canada. Hal ini akan bermanfaat bagi Indonesia dibidang investasi dan joint venture karena selain Indonesia memperoleh profit dan pasar bagi produknya, juga akan membuka peluang kerja bagi tenaga ahli Indonesia dan tenaga terampil lainnya / skill workers bekerja di Maroko. Pada saat ini Indomie telah memasuki pasar Maroko dan tahun 2011 omzet Indomie mencapai sekitar 10.000 kardus. Produk Indomie juga telah mulai merambah pada jalur supermarket dan pasar tradisional, sementara produk kopi dan teh Indonesia masuk ke Maroko melalui Eropa.

Sehubungan dengan hal tersebut sudah saatnya Indonesia melakukan ekspansi bisnis di Maroko dengan mempertimbangkan pada peluang Maroko yang tengah membangun dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik 4 – 5% ditengah krisis ekonomi yang melanda kawasan Eropa dan krisisi politik di kawasan Timur Tengah lainnya. Disamping itu letak Maroko yang strategis dan mempertimbangkan kerjasama FTA dengan berbagai kawasan Eropa, Timur Tengah, Amerika  dan Canada serta kemampuan tenaga kerja dalam bahasa Perancis, Arab dan Spanyol serta upah tenaga kerja yang relative tidak berbeda jauh dengan tenaga kerja Indonesia maka akan sangat menguntungkan bagi pengusaha Indonesia untuk membuka perusahaan manufactur di perbatasan Maroko yang didukung dengan adanya skema FTA yang terbentuk antara Indonesia dengan Maroko.
(KBRI Rabat – Maroco, Hr)