Print Friendly and PDF

Georgia Gerbang Indonesia memasuki Pasar Eropa

  September 18, 2014. Category: general

Indonesia memiliki kesempatan besar untuk bisa masuk ke pasar Eropa, peningkatan perdagangan dan investasi dapat diawali dengan meningkatkan kerjasama dengan beberapa negara di Eropa, salah satunya Georgia. Negara ini memposisikan diri sebagai negara yang menarik, perdagangan Liberal, pajak yang rendah, dan lokasi yang strategis (Georgia merupakan pintu penghubung benua Asia dan Eropa).

Pada tahun 2013, berdasarkan data layanan statistik Georgia (Geostat), total FDI yang masuk ke Georgia sebesar USD 941.902 juta, dengan FDI terbesar dari Belanda USD 153,184 juta, Luksemburg USD 142,545 juta, dan RRT USD 89,874 juta. Sementara pada Q1 2014, total FDI sementara tercatat sebesar USD 259,853 juta, dengan peringkat FDI pertama masih diisi oleh Belanda senilai USD 72.956 juta, Azerbaijan USD 46,771 juta, dan Inggris Raya USD 34,985 juta. Berdasarkan sektor, FDI ke Georgia mayoritas masuk ke sektor energi senilai USD 244,745 juta, sektor keuangan USD 166,386 juta, dan transportasi & komunikasi USD 140,104 juta. Sementara pada Q1 2014, tren ini berubah menjadi sektor keuangan senilai USD 88,751 juta, manufaktur USD 46,067 juta, dan transportasi & komunikasi USD 43,938 juta.

Georgia memiliki beberapa sektor unggulan di bidang investasi, setiap sektor memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat memperluas pasar di Eropa:

1. Energi menjadi sektor yang potensial dikembangkan oleh Georgia. Dengan  proyeksi peningkatan pembangkit listrik yang besar, Georgia diharapkan dapat memasok listrik bagi Turki yang akan defisit listrik sebanyak 80-120 TWh pada 2020, dan beberapa negara lain yang memberikan subsidi listrik yang besar seperti Azerbaijan dan Kazakhstan. Sehingga Georgia membuka kesempatan investasi di beberapa mega proyek, seperti Namakhvani Cascade (450MW), PLTA Khaishi (400 MW), Oni Cascade (270 MW), PLTA Nenskra (210 MW), PLTA Tobari (200 MW), PLTA Fari (180 MW), PLTA Lentekhi (120 MW).

2. Manufaktur juga menjadi sektor yang menjanjikan untuk berinvestasi di Georgia, keunggulan alami Georgia sebagai gerbang antara Eropa dan Asia memberikan banyak manfaat bagi investor di sektor manufaktur. Selain itu, dengan pembentukan Free Industrial zones di Georgia, ada insentif baru dan peluang untuk memproduksi dan mengekspor barang dengan beban pajak minimal, karena dalam FIZ, semua biaya pajak dibebaskan, kecuali pajak penghasilan pribadi.

Ukraina, Georgia dan Moldova pada tanggal 27 Juni 2014 telah menandatangani perjanjian asosiasi dan perjanjian DCFTA dengan UE. Manfaat langsung bagi tiga negara adalah perolehan akses tak terbatas ke pasar Uni Eropa dan 500 juta pembeli potensial. Perkembangan yang positif ini dapat dijadikan peluang bagi pengusaha produk unggulan Indonesia non–migas yaitu elektronik, furniture, handicraft, dsb. Indonesia melalui Georgia dapat membangun basis produksi dan logistik untuk memasuki pasar Uni Eropa.

3. Georgia juga merupakan koridor logistik regional, dengan keunggulan Georgia sebagai gerbang ke Kaukasus dan Asia Tengah, ekonomi transportasi Georgia bisa mendapatkan keuntungan dari potensi arus transit barang, ekonomi kawasan berkembang, dan transport sumber daya dari dan ke negara sekitar yang tidak memiliki akses laut (landlocked). Georgia dapat dicapai dengan mudah dari Eropa Tengah dan Timur, Asia Tengah, dan kota-kota di Timur Tengah. Menjawab permintaan ini, sistem transportasi yang sudah ada di Georgia dibangun berbasis  ekonomi transit, dimana rel dan pelabuhan memiliki rasio transit lebih besar dari 70%.

Sumber : perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di KYIV