Print Friendly and PDF

Buying Mission: Produk Kayu Bersertifikat Mengukuhkan Posisinya Sebagai Pemasok Utama Pasar Jerman

  September 10, 2014. Category: general

Kementerian Perdagangan mencatatkan misi pembelian produk kayu untuk tujuan ekspor ke Jerman dengan total nilai USD 2,1 juta. Importir Jerman Joh. Heinrich Warncke GmbH memilih beberapa perusahaan produk kayu dari Jawa Tengah sebagai rekan bisnis dengan produk-produk berstandar kualitas tinggi, ramah lingkungan, dan sesuai dengan preferensi konsumen di Jerman.

"Melalui misi pembelian ini, target ekspor nasional Indonesia ke Jerman hingga 2015 diharapkan tumbuh sebesar 1%-2% atau senilai USD 2,91-2,94 miliar,” jelas Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Nus Nuzulia Ishak, pada hari ini (Selasa 2/9).

Hal ini ditegaskan seiring dengan rangkaian kunjungan importir yang bermarkas di Pinneberg, Jerman, tersebut ke empat perusahaan produk kayu di Semarang. Di awal lawatannya, Joh. Heinrich Warncke GmbH menandatangani kontrak kerjasama dengan PT Setia Indo Putra sebesar USD 1 juta pada 2 September 2014 untuk permintaan produk kayu, yakni parquet flooring  dan wooden decking dari kayu bangkirai.

Dirjen Nus mengapresiasi kerjasama tersebut, menurutnya “Ditengah maraknya isu pembalakan liar Indonesia dengan era perdagangan global yang bergerak ke arah environment friendly and sustainable of trade ini, Indonesia mampu membuktikan daya saing produknya melalui dokumen V-Legal dari Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).”

Sejak tahun 2009, sistem legalitas produk kayu mulai diperkenalkan sebagai sistem yang sejalan dengan komitmen internasional dalam green products dan sustainability products. Implementasi kebijakan tersebut kemudian dikenal dengan nama SVLK melalui Permendag No. 64/M-DAG/PER/10/2012 tentang Peraturan Ekspor untuk Industri Kehutanan. Peraturan tersebut efektif diberlakukan bagi perusahaan besar mulai 1 Januari 2013 untuk menjawab permintaan pasar dan mencapai peluang pasar untuk produk kayu Indonesia. Sedangkan untuk usaha kecil dan menengah (UKM) yang semula diberlakukan mulai 1 Januari 2014 diperpanjang hingga 1 Januari 2015 mendatang berdasarkan Permendag No. 81/M-DAG/PER/12/2013.

Pada 30 September 2013 Indonesia dengan Uni Eropa (UE) meratifikasi Forest Law Enforcement, Governance and Trade Voluntary Partnership Agreement (FLEGT VPA) untuk menghentikan perdagangan kayu ilegal dan memastikan hanya kayu dan produk kayu yang telah diverifikasi legalitasnya yang boleh diimpor UE dari Indonesia.

Kerjasama ini menjadi salah satu pertimbangan utama Joh. Heinrich Warncke GmbH dalam mengimpor produk kayu dari Indonesia. Sebagai salah satu pemain utama industri lantai kayu di Jerman, importir ini memiliki jangkauan pasar di seluruh wilayah Jerman. Sejak didirikan pada tahun 1835, perusahaan ini selalu menjaga konsistensinya atas standar produk yang tinggi untuk memenuhi permintaan konsumen.

“Program misi pembelian ini gencar kami (Kemendag) lakukan untuk membantu buyer maupun calon buyer memperoleh rekomendasi perusahaan yang tepat sebagai tambahan referensi bagi mereka. Dengan begitu, akan lebih banyak lagi eksportir yang terbantu melalui program ini,” pungkas Dirjen Nus.

Sekilas Mengenai Ekspor Parquet  Flooring Indonesia ke Jerman

Direktur Pengembangan Promosi dan Citra, Pradnyawati, memaparkan bahwa Indonesia adalah negara pemain utama produk kayu, khususnya parquet flooring ke dunia. Selama ini Indonesia selalu menduduki peringkat pertama untuk ekspor produk tersebut ke dunia dan pada tahun 2013 mencapai nilai USD 500,3 juta dengan pangsa 19,57%.

Selama periode 2009-2013 ekspor parquet flooring Indonesia terus mengalami peningkatan dengan tren positif 6,68%. Pada periode Januari-Mei 2014, ekspor parquet flooring Indonesia tetap tumbuh sebesar 23,67% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, dan mencapai USD juta 241,3 juta.

Tahun 2013 Jerman menduduki posisi ke-4 sebagai negara tujuan ekspor parquet flooring Indonesia setelah Australia, China dan Jepang dengan nilai sebesar USD 35,4 juta dengan share sebesar 7,07%. Nilai ekspor parquet flooring Indonesia ke Jerman pada Januari-Mei 2014 perlahan naik sebesar 11,81% mencapai USD 20,6 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara berdasarkan data ITC/COMTRADE, Indonesia merupakan pemasok nomor 1 (satu) untuk pasar Jerman dengan nilai USD 43 juta dan share 27,71%.

Sumber : Dit. P2C DJPEN