Print Friendly and PDF

Kemendag Dukung IFEX 2015 : Platform Promosi Potensi Produk Kayu Berkelanjutan Indonesia

  July 16, 2014. Category: headline

Jakarta, 15 Juli 2014 - Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendorong ekspor mebel nasional dengan mendukung pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2015. Pameran ini akan diselenggarakan di Jakarta International Expo (JIExpo), Jakarta dari 12 hingga 15 Maret 2014 mendatang.

http://djpen.kemendag.go.id

“IFEX merupakan platform efektif bagi promosi produk kayu berkelanjutan di Indonesia serta menjadi sarana kampanye potensi produk kayu berkelanjutan kita kepada dunia. Untuk itu bagi kami (Kemendag), perolehan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) adalah sebuah keniscayaan,” tegas Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, Nus Nuzulia Ishak pada saat Launching IFEX 2015 di Jakarta, 15 Juli 2014.

Perdagangan dunia saat ini tengah bergerak ke arah perdagangan yang adil dan berkelanjutan. Permintaan akan produk-produk berkelanjutan mengalami meningkat, termasuk produk mebel, sehingga memaksa produsen produk kayu di Indonesia untuk menggunakan bahan baku yang terlacak legalitas asal usulnya serta menghasilkan keuntungan sosial dan ekonomis bagi lingkungannya. Dirjen PEN menambahkan, “Legalitas tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan daya saing, menekan pembalakan liar (illegal logging), mencapai pengelolaan hutan produksi lestari, serta pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. SVLK juga sekaligus menjawab tantangan adanya tren dalam perdagangan kayu internasional yang memerlukan bukti legalitas.”

Tantangan ini tidak hanya datang dari luar negeri tapi juga datang dari dalam industri mebel nasional. Industri mebel dan kerajinan nasional harus meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas. “Kami melihat bahwa kebanyakan mesin-mesin industri mebel di Indonesia dibeli sekitar 20 hingga 30 tahun yang lalu karena periode tersebut merupakan periode keemasan dari sektor ini. Ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar serta revitalisasi teknologi dalam industri mebel dan komponen mebel di Indonesia seharusnya mampu meningkatkan kinerja sektor mebel dan kerajinan,” ujar Dirjen PEN melanjutkan.

http://djpen.kemendag.go.id

Industri mebel dan kerajinan Indonesia berperan secara strategis serta berkontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Lebih dari 500 ribu tenaga kerja langsung bekerja di industri ini ditambah 2,5 juta tenaga kerja tidak langsung serta tenaga kerja untuk industri pendukung. Terakhir Dirjen PEN berharap, “Melalui IFEX tahun mendatang, industri mebel dan kerajinan Indonesia dapat terus tumbuh dan mendorong inovasi serta kreativitas agar dapat menghasilkan produk-produk unggulan bernilai tambah. ”

Sekilas tentang IFEX 2015 serta Kinerja Ekspor Produk Mebel dan Kerajinan Indonesia

http://djpen.kemendag.go.id

Pameran IFEX merupakan pameran produk mebel dan kerajinan bertaraf internasional kerjasama antara Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) dan PT. Dyandra UBM International. Diselenggarakan untuk pertama kali pada tanggal 11-14 Maret 2014, IFEX 2014 berhasil meraup transaksi mencapai USD 1 miliar. Jumlah peserta 400 perusahaan termasuk 39 perusahaan dari 12 negara asing (Tiongkok, Taiwan, Belgia, Perancis, Amerika Serikat, Italia, Singapura, Afrika Selatan, Malaysia, Korea, Belanda, dan Austria); buyer yang hadir sejumlah 6.113 orang.

Tahun 2015, IFEX akan diselenggarakan pada tanggal 12-15 Maret 2015 bertempat di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta, mengusung tema “Merging Local Traditions with Modern Touch”. Target transaksi sebesarUSD 400 juta on the spot dan USD 800 juta untuk follow up order dari 600 peserta dengan jumlah 7.000 buyer.

Pada tahun 2013, total ekspor produk mebel Indonesia mencapai nilai USD 1,7 miliar, menempatkan Indonesia sebagai eksportir produk furniture ke-18 dunia, dengan pangsa pasar 1,12%. Prestasi ini cukup jauh di bawah kemampuan ekspor mebel Vietnam yang mampu mencapai nilai sekitar USD 5,4 miliar dan menduduki peringkat eksportir ke-7 terbesar dunia. Selama periode 2009-2013 ekspor produk mebel Indonesia mengalami tren positif 0,38 persen. Untuk periode Januari-April 2014 nilai ekspor produk mebel mencapai USD 626,5 juta, mengalami peningkatan 1,24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tren positif juga dialami oleh ekspor produk kerajinan Indonesia yang tercatat sebesar 4,61 persen pada periode 2009-2013. Nilai ekspor produk kerajinan Indonesia pada tahun 2013 mencapai USD 669.1 juta, dengan negara tujuan ekspor utama Amerika Serikat, Jepang, Hongkong, Inggris dan Jerman. Pada periode Januari-April 2014, nilai ekspor kerajinan mencapai USD 229,5 juta, atau meningkat 2,75% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pemerintah mentargetkan ekspor produk hasil hutan Indonesia, termasuk furniture, pada tahun 2014-2015 tumbuh sebesar 5.5-6.5 persen dengan target nilai ekspor sebesar USD 9,4 – 9,5 miliar. Beberapa negara yang menjadi target peningkatan ekspor produk hasil hutan Indonesia adalah China (ditargetkan mengalami pertumbuhan 19.6%); Jepang (1,47%); Amerika Serikat (10.1%); Korea Selatan (10,5%); Malaysia (0,27%); Australia (3,96%); Taiwan (7%); Arab Saudi (4,1%); India (17,2%) dan Inggris (5,3%). Sementara produk kerajinan ditargetkan mengalami pertumbuhan sebesar 7-8 persen dengan target nilai ekspor sebesar USD 721-728 juta.