Print Friendly and PDF

China, Tujuan Baru Ekspor Jamu

  April 09, 2012. Category: general

Perputaran jamu di China Rp 50 triliun, sedangkan Indonesia cuma Rp 11,5 triliun

Indonesia berpeluang mengekspor sejumlah produk jamu asli Indonesia ke China menyusul ditandatanganinya Surat Kesepakatan Bersama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) China dengan Asosiasi Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia (GPJI), pekan lalu. China adalah negara di wilayah Asia yang paling sulit ditembus bagi perusahaan jamu lokal.

Ketua Umum Asosiasi Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia, Charles Saerang mengatakan, Indonesia akan mengekspor beberapa bahan dasar jamu dalam bentuk setengah jadi, yaitu jahe, temulawak, asam Jawa, sambiroto, dan kencur. "Lima komoditas ini yang akan jadi unggulan," kata dia dalam temu media di Jakarta, Kamis (5/4).

Sejumlah perusahaan jamu asal Indonesia, nantinya akan bekerja sama dengan perusahaan lokal China untuk mengemas dan memasarkan produk. "Semua kesepakatan sudah kami setujui," katanya.

Charles yang juga CEO PT. Nyonya Meneer mengatakan, akan memanfaatkan momen itu secepatnya. Mengingat pasar jamu di China sangat bombastis, yaitu Rp 50 triliun per tahun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang hanya sekitar Rp 11,5 triliun. "Barang-barang yang akan kami ekspor ini sangat dibutuhkan di China. Sebab mereka tak memiliki," katanya.

Memang, kata dia, pasar jamu di Indonesia tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir, tapi pasar ini masih sangat kecil dibandingkan pasar dunia yang mencapai 22,6 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 200 triliun per tahun. Pada 2006, omzet jamu di Indonesia hanya Rp 5 triliun. Perlahan meningkat menjadi Rp 6 triliun pada 2007, Rp 7,2 triliun (2008), Rp 8,5 triliun (2009), Rp 10 triliun (2010), dan Rp 11,5 triliun pada 2011.

Angka ini akan terus berkembang menjadi Rp 20 triliun pada 2015. "Bahkan bila kita terus menggalakkan ekspor, penjualan luar negeri bisa mencapai Rp 16 triliun pada 2015," ujar Charles.

Selain China, pasar jamu yang menarik bagi Indonesia adalah Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Amerika Serikat, Belanda, Suriname, dan Australia. China, India, dan Afrika Selatan merupakan tiga pasar baru yang akan diserbu.

Serbuan China

Dengan dibukanya kerjasama Indonesia-China, pengusaha jamu juga mengantisipasi serbuan jamu asal China. Sebab, Charles mengatakan, persaingan sesama produsen jamu di negeri panda ini sangat ketat. Akibatnya, bagi produk-produk yang kalah bersaing akan menjual produknya ke luar negeri, termasuk Indonesia. "Kami akan terus antisipasi," katanya.

Asosiasi akan bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk membendung produk-produk yang tak layak konsumsi. "Kalau mereka layak ya silakan, kami akan terus berbenah agar konsumen tetap setia dengan produk lokal," kata dia, menuturkan.
Sumber www.surabayapost.co.id diakses pada tanggal 9 April 2012