Print Friendly and PDF

Indonesia-PRC Cooperation Agree Worth USD 17.6 Billion

  March 27, 2012. Category: headline

Menteri  Perdagangan  RI  Gita  Wirjawan  mendampingi  Presiden  RI Susilo
Bambang Yudhoyono pada kunjungan kenegaraan ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada 22-24 Maret
2012. Dalam kunjungan kenegaraan kali ini, Mendag Gita Wirjawan bersama Menteri Perindustrian M.S. Hidayat dan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyaksikan penandatanganan 15 buah Nota Kesepahaman di tingkat Business to Business (B to B) antara pengusaha Indonesia dan RRT yang total investasinya senilai USD 17,6 miliar pada hari Jumat (23/3).

Kerja sama yang disepakati sebagian besar dilakukan dalam bidang pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan infratruktur Selat Sunda, teknologi pembangkit tenaga solar, kawasan industri di wilayah timur Indonesia, dan energi terbarukan (renewable energy) di Indonesia. “Pembangunan infrastruktur merupakan elemen penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, dan kerja sama investasi ini sejalan dengan program MP3EI yang sedang diusung pemerintah,” jelas Mendag Gita.

Setelah menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman, Mendag bersama Menteri lainnya mendampingi Presiden RI bertemu dengan Ketua China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT) dan melakukan pertemuan terbatas dengan Chief Executive Officer (CEO) terkemuka RRT dan Indonesia.

Pertemuan Bilateral Indonesia-RRT

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan juga turut mendampingi Presiden RI pada saat pertemuan bilateral dengan Presiden RRT Hu Jintao, Ketua Kongres Nasional Rakyat RRT Wu Bangguo, serta Perdana Menteri RRT Wen Jiabao. Dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua pihak membahas isu-isu peningkatan hubungan bilateral di semua bidang.

Di bidang ekonomi dan perdagangan, kedua negara mencatat peningkatan volume perdagangan Indonesia dan RRT yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan optimis bahwa target nilai perdagangan sebesar USD 80 miliar pada 2015 akan dapat dicapai. Dalam hal ini, Mendag menekankan pentingnya meningkatkan ekspor produk-produk yang memiliki nilai tambah (value added) untuk mencapai target tersebut.

Mendag Gita Wirjawan mengungkapkan, kunjungan ke RRT kali ini juga sekaligus untuk mendorong berbagai  upaya  promosi  Indonesia  di  RRT.  “Perdagangan  bilateral  Indonesia-RRT  telah  melampaui target  sebesar USD 50 miliar, namun ke depan yang ingin kami dorong adalah perdagangan yang seimbang, tidak hanya dari segi volume perdagangan, tapi juga nilai,” imbuhnya.

Di bidang investasi, kedua negara sepakat untuk terus mendorong dunia usaha masing-masing untuk semakin meningkatkan dan memperluas arus investasi dua arah. Presiden RI secara khusus mengundang para pengusaha RRT untuk dapat meningkatkan investasi mereka dan berpartisipasi dalam peningkatan kapasitas industri di Indonesia.
 
Setelah pertemuan bilateral, Presiden RI dan Presiden RRT menyaksikan penandatanganan beberapa Nota Kesepahaman antara institusi pemerintah, antara lain Memorandum of Understanding between the  General  Administration  of  Customs  of  the  People’s  Republic  of  China  and  the  BPS  Statistical Indonesia on Exchange of External Merchandise Trade Statistical Data. Nota Kesepahaman tersebut merupakan hasil kesepakatan dari pembicaraan kedua pihak dalam Expert Working Group for Further Strengthening Economic and Trade Cooperation (EWG) Indonesia-RRT.

“Kami  yakin  hasil  kunjungan  ini  akan  memberikan  landasan  yang  lebih  kuat  untuk  peningkatan hubungan dan kerja sama bilateral yang lebih dekat serta membawa hubungan strategis Indonesia-RRT ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Mendag Gita Wirjawan.

Kunjungan ke Beijing ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  ke  RRT  dan  Korea  Selatan.  Selain  didampingi  Mendag  Gita  Wirjawan,  Presiden  RI juga didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Perindustrian, Menteri BUMN, serta Menteri Pemuda dan Olahraga.

Sekilas Perdagangan Bilateral Indonesia-RRT

RRT merupakan salah satu negara mitra dagang utama Indonesia. Pada 2011, RRT menduduki peringkat ke-2 sebagai negara tujuan ekspor non-migas Indonesia dengan nilai USD 21,6 miliar dan peringkat pertama negara asal impor non-migas Indonesia dengan nilai USD 25,5 miliar. Sementara itu, nilai total perdagangan Indonesia-RRT pada 2011 mencapai USD 49,2 miliar.

Tren perdagangan bilateral selama lima tahun terakhir (2007-2011) meningkat dengan rata-rata 25,6% dengan tren ekspor sebesar 22,5% dan tren impor 28,8%. Ekspor Indonesia ke RRT mengalami peningkatan dari USD 15,7 miliar pada 2010 menjadi USD 22,9 miliar pada 2011. Sementara itu, impor Indonesia dari RRT mengalami peningkatan dari USD 20,4 miliar pada 2010 menjadi sebesar USD 26,2 miliar pada 2011. Akibatnya, Indonesia mengalami defisit sebesar USD 3,3 miliar.

Investasi  RRT  di  Indonesia  menunjukkan  peningkatan  yang  cukup  signifikan  dalam  beberapa tahun terakhir. Data BKPM menunjukkan bahwa investasi RRT di Indonesia pada 2011 mencapai USD 128 juta dengan jumlah proyek 128 buah.

Di luar angka-angka tersebut, peran serta RRT saat ini dalam bentuk investasi maupun pembangunan sudah cukup besar, terutama di bidang migas, prasarana pembangkit listrik 10.000 mw dan prasarana seperti jembatan Suramadu. Minat investasi mereka di bidang sumber daya alam dan infrastruktur diperkirakan  akan  terus  berlangsung,  dan  yang  diharapkan  justru  adanya  peningkatan  investasi  di bidang-bidang lain seperti manufaktur.
Sumber www.kemendag.go.id, diakses pada tanggal 27 Maret 2012