Print Friendly and PDF

Misi Dagang Menteri Perdagangan RI ke Amerika Latin

  March 12, 2012. Category: headline

Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekspor ke pasar nontradisional mencapai hingga 25% pada 2012. Di tengah kondisi krisis ekonomi global saat ini, langkah strategis pemerintah dalam mencapai target ekspor sebesar USD 230 miliar akan dilakukan melalui diversifikasi pasar dan meningkatkan nilai tambah pada produk ekspor.

Sebagai salah satu wujud upaya diversifikasi pasar, Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan akan memimpin misi dagang ke Amerika Latin pada 12-16 Maret 2012. Mendag akan mengunjungi Brasil dan Peru, sementara delegasi bisnis Indonesia akan dipimpin oleh Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Gusmardi Bustami.

Promosi dan penetrasi pasar melalui misi dagang merupakan salah satu cara yang sangat efektif dalam mengembangkan dan membuka jaringan kerja dan mitra bisnis baru bagi pelaku usaha tanah air dengan importir/pembeli di negara-negara target pasar.

Target misi dagang kali juga diharapkan dapat membuka peluang kerja sama perdagangan yang saling melengkapi antara Indonesia dengan ketiga negara tersebut, terutama di sektor keamanan energi, keamanan pangan dan keamanan lingkungan untuk jangka panjang. Brasil, Chili dan Peru dipilih sebagai negara target karena beberapa hal, antara lain pertumbuhan perekonomian negara tersebut, nilai perdagangan bilateral dengan Indonesia, tren ekspor Indonesia ke negara tersebut dalam lima tahun terakhir, letak geografis dan konektivitas transportasi dan logistik yang berdekatan antara satu negara dengan negara lainnya, serta tren impor negara tujuan dari dunia dalam lima tahun terakhir.

Mendag Gita Wirjawan akan melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa Menteri di ketiga negara tersebut, antara lain Menteri  Luar Negeri Brasil, Antonio de Aguiar Patriota; Menteri Pembangunan, Industri dan Perdagangan Luar Negeri Brasil, Fernando Pimentel; dan Menteri Perdagangan dan Pariwisata Peru, Jose Luis Silva Martinot.

Mendag bersama dengan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, akan memimpin misi dagang yang terdiri dari perusahaan dan asosiasi yang bergerak di bidang pertanian, manufaktur dan jasa. Setidaknya ada tujuh perusahaan dan asosiasi di sektor pertanian, yaitu Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia, KIBIF (PT. Bina Mentari Tunggal), PT. Aneka Coffee Industry, GAPMMI, PT. Alam Jaya, PT. Indofood Sukses Makmur, dan HKTI.

Sementara itu yang turut serta dari sektor manufaktur antara lain PT. Denpoo Mandiri Indonesia, PT. MMS, PT. Gadjah Tunggal Tbk, CV Zapp Mebel Desain, PT. Sri Rejeki Isman, PT. Djarum, PT. Gunung Raja Paksi, PT. Citatah, Riau Andalan Pulp and Paper, CV Indobamboo dan PT. Krakatau Steel.

Di sektor jasa, tiga perusahaan ikut dalam misi dagang, yaitu PT. Sucofindo, PT. Asuransi Ekspor Indonesia, dan HSBC. Selain perusahaan dan asosiasi tersebut, KADIN juga turut berpartisipasi dalam misi dagang kali ini.

Selain melakukan pertemuan bilateral, delegasi Indonesia yang terdiri dari pemerintah dan para pelaku usaha akan bertemu dengan para pebisnis di ketiga negara tersebut melalui forum bisnis dan pertemuan bisnis one on one.

Berdasarkan data tahun 2010, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Brasil dan Chili, namun surplus dengan Peru. Ekspor Indonesia ke Brasil pada 2010 sebesar USD 1,52 miliar, sementara impor Indonesia dari Brasil tercatat sebesar USD 1,71 miliar. Sehingga Indonesia pada 2010 mengalami defisit sebesar USD 190 juta.

Ekspor Indonesia ke Chili pada 2010 sebesar USD 192 juta, sedangkan impor Indonesia dari Chili sebesar USD 390 juta. Neraca Perdagangan Indonesia-Chili pada 2010 defisit untuk Indonesia sebesar USD 116 juta.

Neraca perdagangan Indonesia-Peru pada 2010 menunjukkan surplus bagi Indonesia sebesar USD 62 juta. Ekspor Indonesia ke Peru pada tahun tersebut sebesar USD 94 juta, sementara impor Indonesia dari Peru sebesar USD 31 juta.

Setelah melakukan market intelligence, Kemendag merekomendasikan beberapa produk yang berpotensi untuk diekspor ke Amerika Selatan, antara lain bahan bakar mineral, minyak, permesinan, reaktor nuklir, peralatan elektronik dan listrik, plastik, bahan kimia organik, besi dan baja, karet, kertas, aluminium, pakaian dan aksesoris, furnitur, sepatu dan alas kaki, mutiara dan batu alam, kayu, kakao, kopi, teh, bumbu-bumbuan, nikel dan timah.