Gapki Sasar Timur Tengah
February 14, 2012. Category: general
PALEMBANG – Tahun ini Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit
Indonesia (Gapki) Sumsel berencana membuka pasar baru tujuan ekspor crude palm
oil (CPO/minyak sawit mentah) dengan sasaran Timur Tengah dan Amerika Latin.
Pembukaan pasar baru ini seiring adanya penolakan ekspor CPO oleh Amerika
Serikat (AS) pada 28 Januari lalu. “Menyoal penolakan ekspor CPO Indonesia oleh
AS, pada prinsipnya kami belum mengetahui hal itu.Terjadinya penolakan itu
memang ada pengaruhnya terhadap penjualan CPO, tapi tidak terlalu besar,” kata
Ketua Gapki Sumsel Sumarjono Saragih kemarin.
Menurut Sumarjono, negara tujuan terbesar ekspor CPO Indonesia, termasuk dari
Provinsi Sumsel, adalah Eropa, China, dan India. Khusus AS, paling hanya
memberikan kontribusi ekspor penjualan CPO berkisar di bawah 10%. Pihaknya
telah mengantisipasi menurunnya ekspor CPO dengan berupaya membuka pasar
baru,khususnya di Timur Tengah dan Amerika Latin. “Bayangkan saja, saat ini
Timur Tengah belum terlalu familier dengan CPO,”kata dia.
Masyarakat Timur Tengah lebih mengenal kedelai ketimbang minyak kelapa sawit.
“Tapi, kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk masuk ke pasar ini,” tandas
Sumarjono. Langkah AS dengan menolak ekspor CPO dari Indonesia tidak menutup
kemungkinan juga akan diikuti negara tujuan ekspor lain, mengingat AS merupakan
negara adidaya yang menjadi barometer negara- negara lainnya.
Terkait soal krisis utang yang terjadi di Eropa dan Yunani, hingga saat ini
belum terlalu berpengaruh terhadap permintaan maupun volume ekspor CPO
Indonesia.Hal ini disebabkan permintaan masih mengacu pada order tahun 2011.
“Kami belum menghitung berapa angka pasti ekspor CPO Sumsel ini. Dipastikan
memasuki awal Februari nanti, baru akan kelihatan angka pastinya sehingga bisa
diputuskan,apakah ekspor Sumsel naik atau justru menurun,”tandas dia.
Sumarjono sedikit pesimistis ekspor Sumsel akan mengalami peningkatan pada
kuartal I tahun ini karena masih dibayang- bayangi krisis utang Eropa dan
Yunani.Target produksi tahun ini mengalami kenaikan sebesar 2,1 juta ton.
“Mudah-mudahan dengan dibukanya pasar baru ini, dapat menyerap ekspor Sumsel
secara optimal,”kata Sumarjono.
Sementara itu,ekonom Universitas Sriwijaya, Didik Susetyo, menambahkan, adanya
penolakan ekspor CPO oleh AS memaksa Gapki mencari solusi dan terobosan agar
CPO Sumsel tetap terserap dengan baik serta mencegah terjadinya penumpukan
produksi.
“Langkah Gapki dengan membuka pasar baru hingga negara bagian Timur Asia dan
Timur Tengah sangat tepat untuk menghindarkan berkurangnya permintaan sekaligus
langkah antisipatif terhadap krisis utang yang terjadi di Eropa,” tuturnya.
Sumber http://www.seputar-indonesia.com diakses pada tanggal 14 Februari 2012