Print Friendly and PDF

Pertumbuhan Ekonomi Dan Perdagangan Lebanon Melambat Akibat Pengaruh Situasi Kawasan

  January 30, 2012. Category: general

Akibat situasi politik dalam negeri yang kurang kondusif dan pergolakan di negara-negara kawasan Timur Tengah, khususnya Suriah, kondisi ekonomi dan perdagangan di Lebanon mulai terpengaruh dan melambat.  Kinerja pertumbuhan ekonomi Lebanon tahun 2011 hanya mencapai 1,5% atau terendah selama empat tahun terakhir.  Sebelumnya Lebanon mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan rata-rata pertumbuhan 7,5% atau 8% pada tahun 2010.  Sistem perekonomian Lebanon terutama ditopang oleh sistem perbankannya yang menjadi andalan negara-negara di kawasan Timur Tengah.  Aktivitas sektor perbankan pun sedikit terpengaruh, namun karena ditopang terutama oleh meningkatnya simpanan nasabah non-residen yang meningkat 31% dari total simpanan, telah melampaui rata-rata lima tahunan sebelumnya yang sebesar 18%.

Industri pariwisata Lebanon yang menyumbang 22% dari PDBnya juga mengalami penurunan.  Hal ini terutama karena jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Lebanon menurun 24,4% pada tahun 2011 dikarenakan terganggunya jalur dari darat via Suriah  sebagai akibat gejolak di negara tersebut dan belum tergantikan dengan transportasi udara.   Bangsa Arab dan Eropa masih merupakan mayoritas wisatawan yang melakukan kunjungan ke Lebanon.

Sektor perdagangan juga tak luput terkena dampaknya.  Realisasi ekspor tahun 2011 hanya meningkat 4,2% dari tahun 2010, setelah sebelumnya meningkat 20,7%.  Namun impor mengalami pengingkatan 12,2% pada tahun 2011 dibanding tahun sebelumnya yang meningkat 10,9%.  Ini menyebabkan defisit Lebanon semakin membesar mencapai US$ 14,6 Miliar dari defisit sebesar US$ 12,7 Miliar di tahun 2010.

Di sisi lain, perdagangan antara Indonesia dan Lebanon tidak terlalu terpengaruh.  Menurut pantauan KBRI permintaan produk-produk Indonesia masih tetap banyak.  Data perdagangan bilateral dua negara tetap menunjukkan peningkatan terutama impor Lebanon dari Indonesia.  Sampai akhir November 2011, Indonesia merupakan eksportir ke-35 untuk pasar Lebanon, di bawah Thailand dan Malaysia namun masih di atas Viet Nam, Singapura dan Filipina.   Produk-produk Indonesia yang masuk ke pasar Lebanon sepanjang tahun 2011 antara lain pulp of wood and paper and paper board (17%), machinery, electrical instruments (16%) dan wood and articels of wood, wood charcoal and cork (15%), textile and textile products (10%) dan vehicles, aircraft, vessels, transport equipment (9%).  Sedangkan impor Lebanon dari dunia didominasi produk mineral (23,3%), peralatan dan produk listrik (10,5%) dan perhiasan (10,4%).

Walaupun Lebanon memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Suriah dan sangat terpengaruh dengan kondisi politik dan ekonomi negara tetangganya tersebut, namun Lebanon tetap merupakan pasar yang prospektif dalam pengembangan pasar produk ekspor Indonesia.  KBRI pun akan terus berupaya untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan Lebanon melalui penyediaan informasi tentang prospek, potensi Indonesia dan Lebanon, serta penyelenggaraan forum bisnis  untuk dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis kedua negara. (sf)

Sumber : KBRI Beirut (Berita Nomor : B.00003/Beirut/120110) tanggal 10 Januari 2012